Jumat, 07 Maret 2008

SEBUAH IMPIAN

MASTER PLAN PENGUATAN BASIS PD IRM KOTA YOGYAKARTA

Oleh: M. Arif Hidayatulloh

Basis memang sangat penting bagi kelangsungan sebuah organisasi, begitu pula IRM khusunya di Kota Yogyakarta ini. Mereka itulah yang nantinya akan melanjutkan estafeta kepemimpinan. Mereka jugalah yang menjadi subyek bergeraknya roda gerakan serta subyek perubahan. Merekalah yang akan mengibarkan panji-panji keadilan dan kesetaraan di rantingnya masing-masing. PD IRM tidak mungkin ada tanpa mereka. PD IRM tidak ada apa-apanya tanpa mereka dan PD IRM akan mati tanpa adanya basis.

Ya, basis sangatlah urgen bagi kelangsungan sebuah organisasi. Melihat hal ini PD IRM Kota berusaha melakukan terobosan-terobosan untuk bagaimana menggairahkan basis ini. Muali periode Konpicabran ini sampai nantinya periode Musyda XX PD IRM Kota Yogyakarta akan terus menyuarakan “back to basis” kembali kepada basis, sehingga program-program diarahkan untuk bagaimna bisa melaksanakan hal tersebut.

Dari kerangka besar Back To Basis ini PD IRM Kota Yogyakarta menurunkannya kepada:

1. Penguatan Fondasi Cabang

Ini merupakan PR pertama yang akan diperjuangkan mengingat kondisi Pimpinan Cabang yang sebegitu halnya. Ada beberapa point penting yang akan dilakukan untuk kembali (karena sebelumnya sudah) dalam upaya untuk memngokohkan fondasi Cabang

a. Pembentukan Tim khusus

Hal ini dilakukan melihat sebelumnya sudah ada upaya untuk mengokohkan dan melanjutkan eksistensi cabang ini dalam hal ini Wirobrajan, ini dilakukan oleh beberapa orang dari PD IRM. Akan tetapi hal ini tidak maksimal karena mereka yang berusaha ini hanya bersifat kultural. Melihat hal ini maka dikemudian hari diharapkan dibentuk tim khusus yang akan melaporkan kerja-kerjanya pada PD IRM Kota Yogyakarta

Selain itu, tim ini juga diharapkan dapat memberikan pemetaan potensi dan kelemahan dari kedua cabang. Tim ini akan diserahkan kepada Bidang Organisasi.

2. Penguatan Ranting

a. Komunikasi dan Silaturahmi

Komunikasi terbagi menjadi dua bagian; pertama ke PR IRM dan yang kedua kepada pihak sekolah. Kepada PR IRM bukan hanya dengan Turba seperti yang biasanya dilakukan, akan tetapi bagaimana komunikasi ini berjalan lebih intens dan lebih kultural. Ini dilakukan dengan penggunaan kembali istilah sektor dan penanggungjawab sektor. Mereka itulah yang mempunyai tanggungjawab sebagai penyambung lidah dan pembina ranitng-ranting yang ada di sektornya. Jika yang berjalan selama ini adalah satu orang mepunyai tanggung jawab satu sampai dua sekolah, setelah dievaluasi hal ini terasa berat bagi perseorangan tersebut. Akan tetapi, jika nantinya sektor dengan penanggungjawab beberapa orang tentunya akan terlihat ringan karena bersama-sama. Sangat berbeda antara sendirian dan Bersama-sama.

Yang kedua adalah kepada Kepala Sekolah dan atau Pembina IRM. Hal ini sangat penting melihat kebijakan Sekolahan ada di tangan Kepala Sekolah. Betul ada Dikdasmen yang mengatur mekanisme kebijakan sekolah, akan tetapi sangat memungkinkan sekolah membuat kebijakan sendiri yang relevan dengan keadaan sekolah yang bersangkutan. Hal ini dilakukan dengan Audiensi kepada kepala sekolah pada awal periode nantinya dan ketika PD IRM akan mengadakan kegiatan yang melibatkan ranting. Selain itu pada ranah kultural bisa dilakukan dengan menggunakan media-media yang sudah ada, seperti penngajian Pimpinan PDM dan Kepala Sekolah, kemudian memberi kesempatan kepada kepala sekolah untuk ikut menulis dalam majalah Gudeg, komunikasi melalui telepon dan sms (contoh sederhana dengan mengucapkan selamat pada hari-hari besar bahkan ulang tahunnya) dan frum kultural lainnya.

Jika PR dan sekolah sudah dekat, maka kerjasama dengan dua pilar penopang kegiatan PD tersebut akan lancara, dan otomatis memperlancar setiap kegiatan PD. Tapi ini hanya teori yang sangat mungkin dilumpuhkan oleh teori lain yang datang setelahnya. Harus ada fleksibilitas dalam pelaksanaannya.

b. Dari Ranting, Oleh Ranting dan Untuk Ranting

Maksud judul diatas adalah bagaimana program yang ada di PD IRM Kota Yogyakarta merupakan refleksi dari kebutuhan ranting se-Kota Yogyakarta. Perlu disadari bahwa hampir seluruh Pimpinan di PD IRM Kota Yogyakarta adalah mahasiswa yang “katanya” mempunyai pemikiran lebih tinggi satu tingkat dari pelajar (ini mungkin yang menjadikan parapendukung IRM tidak mau kembali ke IPM; karena menurunkan derajat dibawah IMM). Tentu ini tidak sesuai, apa yang dipikirkan oleh Mahasiswa kemudian dipaksakan kepada Ranting yang notabenenya masih siswa.

Maka PD IRM dalam satu periode kedepan sebelum menelurkan program-programnya terlebih dahulu melakukan telaah terhadap kebutuhan PR IRM se-Kota Yogyakarta. Apa yang mereka butuhkan, apa yang menjadi trend pada pelajar SMP dan SMA sekarang, apa yang menjadi trandmark bagi mereka. Tentu hal ini tidaklah mudah, hal ini agar program-program IRM terasa lebih membumi. Teman-teman ranting tidak merasa digurui, dan bisa mengikuti dengan semangat.

c. Strategi dan Sosialisasi Program

Program yang akan dibuat selain mempertimbangkan need assesment juga akan ada strategi khusus dalam pembuatan program dan penjadwalan. Nantinya setiap bidang mempunyai satu isu yang akan menjadi rujukan dari program-program yang ada dalam bidang tersebut. Selain itu setiap bidang mempunyai propaganda khusus yang akan digulirkan kepada Ranting dan sekolah untuk mendukung isu tersebut.

Hal ini dilakukan untuk sebagai propaganda kepada ranting agar mereka merasa memiliki program tersebut dan merasa ikut mempunyai tanggungjawab untuk merealisasikannya.

Tentu ini semua membutuhkan sosialisasi yang tidak mudah. Selain melalui Rakerda, akan dilakukan sosialisasi-sosialisasi kultural melalui mereka yang melakukan turba (mekanisme turba dapat dilihat dalam Sosialisasi dan Komunikasi No. 01). Diharapkan dengan ini seluruh Ranting dapat mendukung program PD IRM Kota Yogyakarta.

Selain kepada ranting dengan juga sosialisasi kepada kepala sekolah atau pembina IRM terkait program-program besar seperti Fortasi dan lainnya. Ini dilaukan agar kepala sekolah dapat ikut berpartisipasi dengan memotivasi siswanya untuk aktif dalam program-program PD IRM Kota Yogyakarta

d. Pemetaan potensi dan promosi

Setiap sekolah mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan sekolah lain. Olah karena itu,setiap sekolah juga mempunyai keunggulan-keunggulan yang berbeda dengan lainnya. Pemetaan potensi yang ada diranting dilakukan guna melengkapi data base organisasi, juga sebagai inventarisasi kekuatan PD IRM Kota Yogyakarta. Bagaimanapun ranting adalah kekuatan dan potensi-potensinya merupakan nilai yang tak terhingga.

Setelah inventarisasi, selanjutnya adalah PD IRM ikut mengembangkan potensi tersebut melalui program-programnya juga melakukan promosi dengan menampilkan potensi-potensi tersebut dalam setiap acara IRM. Sehingga nantinya sekolah Muhammadiyah seluruhnya menjadi sekolah unggulan tidak seperti sekarang yang terjadi gape yang sangat jauh antara satu sekolah dengan sekolah lainnya.

PENUTUP

Demikian Progest report dan Master Plan PD IRM Kota Yogyakarta, semoga menjadi pelajaran bagi kita semua. Dukungan dan masukan sangat kami butuhkan sebagai refleksi dan motivasi bagi kami.

Ini semua hanyalah rancangan dan teori awal dari sebuah perjalanan panjang mencapai tujuan yang idel seperti yang ada pada AD/ART. Tidak menutup dikemudian hari teori ini dulumpuhkan bahkan digilas oleh teori lain yang lebih bagus dan kondusif menurut pimpinan yang bersangkutan. Semoga kita dapat terus berjuang di jalannya. IRM CAYOOOO!!!!!!!!!

Nuun Wal Qalami Wama Yasthurun

Tidak ada komentar: